Monday, September 5, 2011

Napoleon Bonaparte, satu-satunya ex-Kaisar Perancis yang menyatakan Keislamannya


Napoleon Bonaparte adalah tokoh terkenal dalam sejarah Perancis dan Eropa. Ia lahir di Ajaccio, Corsica, pada tahun 1769 dan meninggal dalam pembuangannya di Pulau Elba pada tahun 1821. Ia meniti karir dalam kemiliteran hingga menduduki pangkat Jenderal, sebelum menjabat Kaisar Perancis pada bulan Agustus 1763. Pada daftar seratus tokoh paling berpengaruh dalam sejarah yang disusun Michael H. Hart, namanya menduduki urutan ke-34 dari 100 orang.

Sejarah tak pernah mencatat apa sebenarnya agama formal Napoleon Bonaparte. Ia memang dilahirkan di tengah sebuah bangsa Kristen. Namun ia tak pernah terlihat pergi ke gereja atau melakukan ritual-ritual kristen. Kemudian, banyak ahli sejarah yang berspekulasi bahwa Napoleon Bonaparte adalah seorang muslim. Kemungkinan ia mengenal Islam saat menaklukan Mesir dalam peristiwa penemuan batu Rosetat yang terkenal.

Barangkali memang dia terlahir untuk memberi pelajaran kepada dunia. Kisahnya adalah sebuah pelajaran dan sebuah pembuktian bahwa yang tidak mungkin itu menjadi mungkin dengan kehendak-Nya. Dia adalah Napoleon Bonaparte, sang Jenderal dan Kaisar Prancis yang namanya berada pada urutan ke-34 dari Seratus Tokoh yang paling berpengaruh di dunia versi Michael H. Hart.

Kisahnya hingga menjadi jenderal adalah sebuah kesaksian bahwa “there is will, there is way.” Bagaimana tidak, dia adalahseorang rakyat biasa. Orangtuanya berasal dari kelas rendahan. Ia juga bukan orang yang tergolong cerdas. Napoleon menduduki peringkat ke-46 dari 65 orang yang mengikuti pendidikan militer waktu itu.((Agustian, Ary Ginanjar. 2002. Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi dan Spiritual. Jakarta: Arga)) Karena ia punya visi yang kuat dan tinggi, ia berhasil menjadi orang number one di Prancis.

“Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya, dan Allah lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk.”(Al Qashas:56)

Cerita Napoleon tak berhenti hingga di situ. Ceritanya menjadi semakin bermakna saat 23 tahun sebelum kematiannya ia menyatakan dirinya sebagai seorang Muslim. Ia menyatakan ke-ISLAM-annya pada 2 Juli 1789. Berikut penuturan Napoleon yang pernah dimuat di majajalah Genuine Islam, edisi Oktober 1936 terbitan Singapura.i

“I read the Bible; Moses was an able man, the Jews are villains, cowardly and cruel. Is there anything more horrible than the story of Lot and his daughters ?”

“The science which proves to us that the earth is not the centre of the celestial movements has struck a great blow at religion. Joshua stops the sun ! One shall see the stars falling into the sea… I say that of all the suns and planets,…”

“Saya membaca Bible; Musa adalah orang yang cakap, sedang orang Yahudi adalah bangsat, pengecut dan jahat. Adakah sesuatu yang lebih dahsyat daripada kisah Lut beserta kedua puterinya ?” (Lihat Kejadian 19:30-38)


“Sains telah menunjukkan bukti kepada kita, bahwa bumi bukanlah pusat tata surya, dan ini merupakan pukulan hebat terhadap agama Kristen. Yosua menghentikan matahari (Yosua 10: 12-13). Orang akan melihat bintang-bintang berjatuhan kedalam laut…. saya katakan, semua matahari dan planet-planet ….”

Selanjutnya Napoleon Bonaparte berkata :
“Religions are always based on miracles, on such things than nobody listens to like Trinity. Yesus called himself the son of God and he was a descendant of David. I prefer the religion of Muhammad. It has less ridiculous things than ours; the turks also call us idolaters.”

“Agama-agama itu selalu didasarkan pada hal-hal yang ajaib, seperti halnya Trinitas yang sulit dipahami. Yesus memanggil dirinya sebagai anak Tuhan, padahal ia keturunan Daud. Saya lebih meyakini agama yang dibawa oleh Muhammad. Islam terhindar jauh dari kelucuan-kelucuan ritual seperti yang terdapat didalam agama kita (Kristen); Bangsa Turki juga menyebut kita sebagai orang-orang penyembah berhala dan dewa.”

Selanjutnya :
“Surely, I have told you on different occations and I have intimated to you by various discourses that I am a Unitarian Musselman and I glorify the prophet Muhammad and that I love the Musselmans.”

“Dengan penuh kepastian saya telah mengatakan kepada anda semua pada kesempatan yang berbeda, dan saya harus memperjelas lagi kepada anda disetiap ceramah, bahwa saya adalah seorang Muslim, dan saya memuliakan nabi Muhammad serta mencintai orang-orang Islam.”

Akhirnya ia berkata :
“In the name of God the Merciful, the Compassionate. There is no god but God, He has no son and He reigns without a partner.”

“Dengan nama Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Tiada Tuhan selain Allah. Ia tidak beranak dan Ia mengatur segala makhlukNya tanpa pendamping.”

Napoleon Bonaparte mengagumi Al-Quran setelah membandingkan dengan kitab sucinya terdahulu, Alkitab. Akhirnya ia menemukan keunggulan-keunggulan Al-Quran, juga semua cerita yang melatar belakanginya.


Dalam buku yang berjudul ‘Bonaparte et I'Islarn oleh Cherlifs, Paris, halaman 105’, Napoleon Bonaparte berkata sebagai berikut: "I hope the time is not far off when I shall be able to unite all the wise and educated men of all the countries and establish a uniform regime based on the prinsiples of the Qur'an wich alone can lead men to happiness.”

“Saya meramalkan bahwa tidak lama lagi akan dapat dipersatukan semua manusia yang berakal dan berpendidikan tinggi untuk memajukan satu kesatuan kekuasaan yang berdasarkan prinsip--prinsip ajaran Islam, karena hanyalah Qur'an itu satu-satunya kebenaran yang mampu memimpin manusia kepada kebahagiaan.”

Beberapa sumber lain yang menyatakan ke-Islaman beliau:

* Buku ‘Satanic Voices - Ancient and Modern’ dengan penulis David M. Pidcock (1992 ISBN: 1-81012-03-1), pada hal. 61
* Surat kabar Perancis ‘Le Moniteur’, yang menulis bahwa beliau masuk Islam pada tahun 1798.
* Buku ‘Napoleon And Islam’ dengan penulis C. Cherfils (ISBN: 967-61-0898-7).

Islam hadir tidak hanya mayoritas di suatu negara tapi juga sebagai minoritas khususnya di benua Eropa dan Amerika. Napoleon Bonaparte adalah salah satu contoh dari pribadi muslim yang sukses sebagai minoritas di Perancis.

Meskipun pada akhirnya Napoleon dimakamkan secara Kristen di Perancis pada tgl 15 Desember 1840 di gereja Paris, namun sepertinya hal tersebut disinyalir sebagai sesuatu untuk mengaburkan fakta bahwa beliau adalah seorang Muslim. Sama halnya di Indonesia, Pattimura yang seorang muslim bahkan cicitnya menyatakan mereka adalah muslim, lalu tiba-tiba menjadi Thomas Mattulesi Pattimura.
Lagipula jika kita lihat sejarah, ia tidak pernah dimahkotai oleh pihak gereja karena berbagai alasan.

Terlepas dari semua hal tersebut, kiranya kita mesti merenungkan ucapan beliau tidak lama setelah mempelajari isi Al-Quran dan sebelum masuk Islam; yang pertama menguntungkan kaum muslimin dan yang kedua membahayakan mereka. Ucapan yang keluar dari mulut politikus besar ini dan menguntungkan kaum muslimin adalah, "Aku telah belajar dari buku ini, dan aku merasa bahwa apabila kaum muslimin mengamalkan aturan-aturan komprehensif buku ini, maka niscaya mereka tidak akan pernah terhinakan."

Adapun kata-kata yang membahayakan kaum muslimin adalah, "Selama Al-Quran ini berkuasa di tengah-tengah kaum muslimin, dan mereka hidup di bawah naungan ajaran-ajarannya yang sangat istimewa, maka kaum muslimin tidak akan tunduk kepada kita, kecuali bila kita pisahkan antara mereka dengan Al-Quran."

Wallahu a’lam.


http://firman.web.id/?p=32
http://www.facebook.com/topic.php?uid=126495657508&topic=10641
http://chnm.gmu.edu/revolution/d/612/
http://www.iqrashop.com/product_info.php?products_id=3850&cPath=&r=1&language=en&currency=GBP

0 comments:

Post a Comment