Sunday, September 11, 2011

MUGI’s MINDSTREAM THEORIES: Mengungkap Keberadaan UFO dan Makhluk dari Angkasa Luar (Bagian Satu)

Seri Pertama: Mengungkap Keberadaan UFO dan Makhluk dari Angkasa Luar (Bagian Satu)

* Oleh Mugiwara No Nakama

* Untuk seri pertama dari serial notes Mugi’s Mindstream Theories ini, saya ingin mengucapkan rasa terima kasih saya kepada: Reon Sama untuk bantuan data dan diskusi singkat via chatting-an di Fesbuk, Teuku Mulkhan Al-Waklu untuk diskusi singkatnya menjelang masuk kuliah dan dalam kondisi lainnya; dan juga untuk Agung Kazama, Pita “Muth” Puspita dan Mala Rasyidani (teman sejurusan di kuliah) yang telah men-support saya, seperti “menunggu dengan penuh kesabaran” di-posting-nya notes ini. Hehehehe…. Just kidding, guys! ^ ^ Dan juga kepada teman-teman Fesbuker lainnya yang gak bisa saya sebutin satu persatu, yang telah sudi kiranya membaca berbagai macam notes saya yang gak seberapa itu, baik yang telah saya tag maupun yang tidak karena keterbatasan ruang yang disediakan oleh para pengelola Fesbuk. Terima kasih sekali lagi saya ucapkan dengan penuh rasa hormat saya kepada kalian semuanya.

Pernahkah kita berhenti dan berfikir sejenak, adakah makhluk dari angkasa luar? Jika belum, maka, sebaiknya bisa dipikirkan setelah membaca notes berseri saya yang gak seberapa ini.

Bagi sebagian kalangan manusia, ada yang menganggap makhluk angkasa luar atau makhluk ekstrateresterial (alien) dan unindentifying flying object (objek tak dikenal/UFO) hanyalah sekedar omong kosong belaka. Menurut mereka UFO dan alien itu hanya ada di film-film bikinan Hollywood saja atau di dalam serial animasi saja. Bagi sebagian kalangan yang lain lagi, mereka menganggap UFO dan alien itu emang ada. Mereka memiliki cukup bukti dan alasan ilmiah terkait hal ini bahkan didukung oleh dalil-dalil yang ada di dalam Alquran! Dan, bagi kalangan yang lainnya lagi, mereka meyakini keberadaan UFO, namun, mereka menganggap UFO itu hanyalah sistem teknologi maju yang ada pada militer Amerika Serikat, semacam pesawat tempur tanpa awak Stealth. Dan alien itu tak lebih dari hoaxyang diciptakan oleh departemen penelitian luar angkasa AS, NASA. Sama halnya dengan kalangan di bagian kedua, mereka juga memiliki berbagai bukti atau fakta di lapangan. Dan, biasanya mereka adalah para peneliti yang menganut “mazhab” konspirasi.

Pada saat ini, UFO dan alien telah menjadi pembicaraan hangat di dunia, baik yang ada di media massa maupun lewat buah bibir masyarakatnya. Hal ini beralasan karena kebanyakan dari mereka pernah melihat sendiri dengan mata kepala sendiri. Termasuk melihat sendiri aliennya. Dan daerah yang sering dikunjungi dan disinggahi oleh UFO adalah daerah pertanian dan peternakan di desa-desa di Eropa. Namun, bukanlah berarti di daerah ibukotanya jarang terlihat, malah hal ini sering terjadi, meski banyak diantaranya hanyalah rekaan semata (hoax) yang dikerjakan oleh para netter di internet.

Terkait masalah ini, kantor berita CNN sempat menurunkan laporannya terkait kemunculan UFO ini. Kemunculannya berada di langit di AS dan sempat dikejar dan diserang oleh pesawat tempur AS. Namun, entah kenapa saya merasa ragu dengan masalah ini. Karena objek UFOnya lebih mirip seperti animasi, begitu juga dengan pesawat tempurnya. Ditambah lagi CNN. Setahu saya CNN memiliki agenda yang sama terkait fungsi media massa di AS. Yakni fungsi mind control. Tetapi bukan berarti jika kemudian CNN selalu melaporkan berita-berita bohong. Adakalanya berita yang disajikan oleh CNN adalah berita yang memang berita. Dan saya sendiri gak menampik hal ini.

Kembali lagi ke topik UFO dan aliennya. Selain berita kemunculan makhluk luar angkasa ini ke bumi, berita tentang manusia yang diculik oleh alien juga sering kita dengar dan kita baca di media. Selain itu keberadaan UFO juga sering dikait-kaitkan dengan Segitiga Bermuda. Hal ini juga sangat beralasan, lantaran disebabkan oleh kemisteriusan lokasi yang terletak di lautan luas ini. Letak lokasinya berada di belakang pulau Miami, AS. Beberapa laporan menyebutkan jika banyak kasus benda atau manusia yang hilang disini. Kebanyakannya adalah pesawat terbang dan kapal laut.

Menurut Muhammad Isa Dawud dalam bukunya, “Dajjal Akan Muncul dari Segitiga Bermuda,” bahwa di Segitiga Bermuda ada sebuah kerajaan jin terbesar dan Dajjal sendiri sempat mengunjungi kerajaan tersebut dan bertemu dengan para jin yang ada di tempat tersebut.

Terkait keberadaan alien ini atau makhluk angkasa luar ini, Erich von Daniken mengungkapkan bahwa keberadaan mereka memang ada di angkasa luar ini. Buktinya, di dalam gunung merapi saja ada kehidupan, yakni kehidupan banyak bakteri, demikian Daniken mencontohkan. Selain itu, para ilmuwan juga menemukan, ungkap Daniken, jika di bawah mikroskop, batu-batu meteor membuktikan adanya bekas zat organik di dalamnya. “Bakteri yang telah berusia jutaan tahun bangun dan menunjukkan kehidupan baru. Spora-spora yang melayang-layang di ruang angkasa melintasi alam semesta dan kadang-kadang tertangkap oleh lapangan gravitasi dari sesuatu planet. Kehidupan baru telah berjalan dan berkembang dalam siklus abadi dari penciptaan selama berjuta-juta tahun,” ungkap Daniken dalam salah satu karyanya, “Chariots of the Gods.”

Dan hal ini sendiri sempat diteliti oleh dua orang ilmuwan bernama Dr Howard Hinton dan Dr Blum dari Bristol University yang kemudian memberikan hasil yang mengejutkan. Kedua sarjana ini telah mengeringkan sejenis unggas beberapa jam lamanya dalam suhu 100 derajat Celcius, yang segera setelah itu dicelupkan ke dalam helium cair, yang sebagaimana kita ketahui dingin sekali sedingin ruang angkasa. Setelah diradiasi dengan kuat sekali, kemudian dikembalikan lagi kepada keadaan kehidupan yang normal; serangga itu ternyata dapat meneruskan fungsi biologis vitalnya dan sehat.


Hal yang sama juga pernah dipraktekkan oleh Dr Sanford Siegel. Ia meneliti sebuah hipotesa yang mengatakan terhadap pernyataan yang menyatakan jika air yang terkena radio aktif akan bebas hama. Dan hasil yang di dapat oleh Dr Siegel sungguhlah bertolak belakang dari penelitian yang ada. Di dalam laboratoriumnya dia menciptakan keadaan atmosfir tiruan dari atmosfir sekitar planet Jupiter, dan membiarkan bakteri dan tungau di dalamnya di mana sama sekali terasing dari segala syarat “kehidupan” yang sampai sekarang masih menjadi pegangan.

Dengan perasaan penuh keheranan, ilmuwan itu menemukan sebuah fakta yang merontokkan dugaan yang selama ini berkembang. Ternyata ada beberapa bakteri atau kuman yang berada di sekeliling air maut itu masih bisa bertahan hidup! Dan, ini sungguhlah mencengangkan. Padahal seperti kita ketahui bersama, benda atau makhluk apapun yang terkena radio aktif yang dipancarkan dari reaktor nuklir, maka, nasibnya akan berakhir tragis. Atau paling tidak akan mengalami kecacatan. Amoniak, methan dan hidrogen tak dapat mematikan bakteri dan tungau ini.

Namun, ada satu hal yang tidak disebutkan oleh Daniken saat mengutip laporan penelitian dari Dr Siegel tersebut adalah, apakah beberapa bakteri tersebut mengalami mutasi, meski tetap bertahan hidup? Atau tidak sama sekali. Karena seperti yang kita ketahui bersama, jika pun masih bernyawa, kecatatan ataupun mutasi akan terjadi menimpa makhluk hidup jika terkena pancaran reaktor nuklir tersebut.

Terkait kemungkinan adanya makhluk di angkasa luar juga pernah diungkapkan oleh seorang penulis ilmiah Willy Ley dan Wernher von Braun. Menurut mereka berdua, “Banyaknya bintang di bimasakti kita saja di taksir ada 30 milyar buah. Asumsi bahwa bimasakti kita berisi 16 milyar susunan planet masih dianggap dapat diterima oleh para astronom masa kini. Kalau kita sekarang mencoba mengurangi jumlah itu sebanyak mungkin dan memisalkan jarak antara susunan-susunan planet itu diatur sedemikian rupa sehingga di antara seratus, hanya satu planet yang mengorbit di sekitar mataharinya masing-masing, maka masih akan terdapat 180 juta planet yang mampu mendukung kehidupan.”

Mereka lalu melanjutkan kembali, “Kalau kita misalkan lagi bahwa hanya satu planet di antara seratus yang memungkinkan adanya kehidupan itu benar-benar ada kehidupan di sana, maka masih akan terdapat 1,8 juta planet di mana terdapat kehidupan. Selanjutnya kita misalkan bahwa dari tiap seratus planet di mana terdapat kehidupan itu hanya pada satu planet saja terdapat makhluk hidup yang tingkat kecerdasannya sama dengan “homo sapiens”, maka bimasakti kita masih mempunyai sejumlah 18.000 planet yang dihuni makhluk hidup seperti kita.”


Kita juga masih bisa berargumentasi kembali terkait masalah ada tidaknya makhluk di angkasa luar. Jika masih ada terdapat 18.000 planet yang terhitung dekat dengan bumi kita dimana terdapat keadaan yang memenuhi persyaratan kehidupan seperti di planet bumi. Maka, kita masih bisa berspekulasi lagi secara lebih lanjut, bila hanya satu persen saja dari 18.000 itu yang benar-benar dihuni oleh makhluk hidup, maka masih akan terdapat 180 buah planet yang dihuni oleh makhluk hidup yang tentu saja lebih maju dengan kita. Hal ini jika kita setuju dengan banyak ilmuwan yang meneliti tentang keberadaan makhluk di angkasa luar.
Dengan beragam argumentasi dan eksperimen yang dilakukan oleh para peneliti tersebut, ternyata Alquran telah lebih dahulu menginformasikannya kepada kita semua tentang alien dan UFO juga makhluk angkasa luar tersebut. Berikut terjemahan dari beberapa ayat yang menjelaskan tentang keberadaan makhluk yang konon jauh lebih pintar dan lebih maju peradabannya dari kita, para manusia di bumi:

“Dan diantara ayat-ayat-Nya adalah menciptakan langit dan bumi. Dan makhluk-makhluk hidup yang Dia sebarkan pada keduanya. Dan Dia Maha Kuasa mengumpulkan semuanya apabila dikehendaki-Nya.” (TQS. Asy-Syura: 29).

“Kepada Allah sajalah bersujud semua makhluk hidup yang berada di langit dan di bumi dan para malaikat, sedang mereka (malaikat) tidak menyombongkan diri.”(TQS. An-Nahl: 49).

“Tasbih bagi-Nya planet-planet, bumi dan semua yang ada di dalamnya. Bahwa mereka itu hanya tasbih dengan memuji Dia, tetapi kamu tidak mengerti caranya mereka. Sungguh, Dia Maha Penyantun lagi Maha Pengampun.” (TQS. Al-Israa’: 44).

“Hai manusia ! Sembahlah Tuhan-mu yang telah menjadikan kamu dan orang-orang sebelum kamu, agar kamu terpelihara.” (TQS. Al-Baqarah: 21).


“Makhluk-makhluk yang ada di planet dan bumi memerlukan Dia, setiap waktu Dia dalam kesibukan.” (TQS. Ar-Rahmaan: 29).

“Tidak ada satu makhluk pun diplanet dan di bumi, kecuali akan datang kepada Yang Maha Pemurah selaku seorang hamba.” (TQS. Maryam: 93).

Nah, jika sudah seperti inimasih perlukah kita bukti yang lain?

Tak hanya informasi tentang keberadaan makhluk hidup yang ada di angkasa luar saja, Alquran juga telah menginformasikan kepada kita semua tentang keberadaan planet-planet yang ada di angkasa luar, yang juga memiliki unsur-unsur kehidupan seperti yang ada di planet bumi. Dan, mereka juga terkena pertanggungjawaban hukum seperti makhluk hidup yang ada di muka bumi. (Lihat: QS. Ath-Thalaaq: 12).

Terkait masalah UFO, Alquran juga telah ikut menginsformasikannya juga kepada kita semua, umat Islam, yakni sebuah peristiwa pada masa kenabian Sulaiman as.

“Mereka mengerjakan untuknya apa yang dia kehendaki dari gedung-gedung pencakar langit dan patung-patung, serta piring-piring seperti kolam dengan roda-roda yang bersumbu. Bekerjalah hai keluarga Daud sambil bersyukur, dan sedikit sekali dari hamba-hamba-Ku yang berterima kasih.” (TQS. Saba’: 12-13).

Perhatikan kalimat “Piring-piring seperti kolam dengan roda-roda yang bersumbu.” Bukankah ini mendeskripsikan kepada kita tentang gambaran piring terbang? Dan, tentu saja kendaraan Nabi Sulaiman as ini bukanlah “angin” yang kita pahami saat ini. Bisa saja bentuknya memang seperti piring terbang yang kita kenal, yang terbuat dari bahan padat semacam logam dengan menggunakan sumbu-sumbu pada bagian bawahnya sebagai tenaga naik ke atas untuk melawan daya gravitasi. Dan, hal ini mungkin saja terjadi saat itu, lantaran Allah SWT dengan segala kebijaksanaan-Nya telah membuat Nabi Sulaiman as mampu memahami hukum-hukum alam dengan segala kecerdasan dan daya pikirnya yang luar biasa.

Pendapat ini juga dibenarkan oleh Armansyah, seorang netter muslim dalam sebuah masterpiecenya tentang “Studi Kritis Pemahaman Islam.” Lebih jauh ia menjelaskan kepada kita semua tentang pesawat piring terbang yang ada pada masa Nabi Sulaiman as kepada kita semua secara gamblang dan sangat jelas.

“Analisis saya, bahwa Nabi Sulaiman dengan kecerdasan dan ilmu pengetahuan yang dipahaminya berkat kebijaksanaan Allah, telah mampu memahami hukum-hukum alam termasuk apa yang kita sebut sekarang dengan aerodinamika, kekekalan massa, kekekalan energi dan lain sebagainya sehingga beliau dapat menundukkan alam yang pada konteks disini khususnya adalah angin sehingga dengan tekhnologinya beliau mampu melakukan perjalanan secepat kilat yang perjalanannya diwaktu pagi lamanya dengan perjalanan yang ditempuh oleh manusia biasa adalah satu bulan !

Jelas Nabi Sulaiman meskipun berkedudukan sebagai seorang Nabi, ia tetaplah manusia biasa yang mempunyai keterbatasan dalam bertindak, makanya tidak mungkin beliau itu menundukkan angin seperti cerita-cerita dongeng Abrakadabra layaknya sosok Superman atau Gatot Kaca meskipun jika dia mau bisa saja melakukannya, tapi Allah senantiasa menetapkan hukum-hukumNya kepada manusia secara logis dan dinamis. Tentunya sang Nabi telah mempergunakan pesawat didalam bepergiannya yang sangat cepat itu ! Dan bahan pesawat tersebut sebagimana yang tersirat dalam ayat AlQur'an diatas adalah terbuat dari logam dengan menggunakan sumbu-sumbu pada bagian bawahnya sebagai tenaga naik mula-mula keatas untuk menghindari pengaruh gravitasi bumi.Istimewanya lagi, pesawat kendaraan Nabi Sulaiman ini berbentuk piring yang laksana kolam besarnya dan mampu untuk mencapai gedung-gedung pencakar langit yang dibuat oleh umatnya, sehingga memudahkan semua urusannya, termasuk memonitor kerja para prajurit dan umatnya dari ketinggian.

Ingat .. selain berpangkat sebagai Nabi Allah Sulaiman juga berkedudukan sebagai seorang raja waktu itu. Apa yang sudah dicapai oleh Nabi Sulaiman dalam konstruksi pesawat terbang waktu itu, belumlah bisa kita wujudkan secara keseluruhan pada masa ini, kita baru bisa memotong kompas yang amat sederhana, jika sebelumnya perjalanan dari Palembang ke Jakarta ditempuh berkendaraan darat memakan waktu l/k 1 hari penuh /tanpa berhenti/, dengan pesawat terbang bisa dicapai dalam waktu 1 jam.

Namun Nabi Sulaiman ? Perjalanannya di waktu pagi sama dengan sebulan perjalanan manusia biasa ! Bayangkan .. berapa kecepatan yang dapat ditempuh oleh beliau dalam mengelilingi bumi ini bahkan hingga naik keluar angkasa dalam satu perjalanan waktu Sulaiman.”


Tak hanya itu saja, piring terbang pada masa Nabi Sulaiman as juga sudah mencakup salah satu dari alat transportasi pada masanya. Kenapa saya mengatakan seperti itu, hal ini disebabkan banyaknya alat transportasi pada saat itu yang diluar akal manusia pada masa saat ini.

“Dia berkata: “Wahai masyarakat, siapakah di antara kamu sekalian yang sanggup membawa singgasananya kepadaku sebelum mereka datang kepadaku sebagai orang-orang yang muslimin ?.”

Berkatalah 'Ifrit dari golongan Jin: “Aku akan datang kepadamu dengan membawa singgasana itu kepadamu sebelum kamu beranjak dari tempat dudukmu; sesungguhnya aku benar-benar kuat membawanya lagi dapat dipercaya”.

Berkatalah seorang yang mempunyai pengetahuan dari kitab: “Aku akan membawa singgasana itu kepadamu sebelum matamu berkedip.” Maka tatkala Sulaiman melihat singgasana itu terletak di hadapannya, iapun berkata: “Ini karunia Tuhanku untuk menguji aku apakah aku bersyukur atau mengingkari ? Dan barangsiapa yang bersyukur maka sesungguhnya dia bersyukur untuk dirinya sendiri dan barangsiapa yang ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya lagi Maha Mulia”.” (TQS. An-Naml: 38-40)


Perhatikan juga pada ayat ini kalimat: “Berkatalah seorang yang mempunyai pengetahuan dari kitab: “Aku akan membawa singgasana itu kepadamu sebelum matamu berkedip.” Jika kita menilik dari penggalan ayat ini, maka, kondisi masyarakat saat itu sudah banyak orang yang memiliki ilmu pengetahuan seperti itu, layaknya kita saat ini, mungkin, yang bisa mengendarai mobil, sepeda motor, dan lain sebagainya. Berarti, Subhanallah!, begitu majunya peradaban manusia pada masa Nabi Sulaiman as tersebut.

Hal senada juga dikatakan oleh seorang sarjana muslim Arab dari Mesir, yang saat tulisan ini penulis kutip telah menjadi konsultan utama tentang keadaan energi dan lingkungan pada pusat Pengkajian Teknologi di Finlandia. Konsultan tersebut bernama Dr. Yahya Sa'id al-Mahjari. Beliau mengatakan kepada kita semua, seperti penulis kutip dari salah satu hasil penelitian Armansyah, bahwa, apa yang dilakukan oleh orang tersebut dipandang dari sudut ilmu pengetahuan modern yang ada pada kita sekarang ini benar-benar suatu langkah maju sekali.

Pertama, dia telah mengubah singgasana Ratu Saba' menjadi semacam energi (tidaklah penting apakah energi itu berupa panas seperti yang kita dapatkan dari peralatan atomik model sekarang yang berkapasitas rendah). Namun suatu energi yang menyerupai listrik atau cahaya dapat dikirim lewat gelombang listrik magnetik.

Kedua, ia berhasil mengirim energi itu dari negeri Saba' di Yaman ke negeri Nabi Sulaiman di Palestina. Karena kecepatan penyebaran gelombang listrik magnetik sama dengan kecepatan cahaya, yaitu 300.000 km perdetik, maka waktu yang ditempuh energi itu untuk sampai kenegri Nabi Sulaiman adalah kurang dari satu detik, meskipun jarak antara Saba' dan kerajaan Nabi Sulaiman mencapai 3.000 kilometer.
Ketiga, ia mampu mengubah energi itu, ketika tiba dikerajaan Nabi Sulaiman, menjadi materi sama persis seperti gambaran materi sebelumnya (proses materialisasi), artinya, setiap benda, bagian dan atom kembali ke bentuk dan tempat asalnya semula. (Bersambung)


Sumber Referensi untuk bagian pertama ini:
* Alquran dan Terjemahan.
* Armansyah, Studi Kritis Pemahaman Islam, diunduh dari Pakdenono.com.
* Erich von Daniken, Chariots of the Gods, dalam format e-book.
* John Lear, Area 51: The UFO Cover-Up, Illuminati-news.com.
* Muhammad Isa Dawud, Dajjal Akan Muncul dari Segitiga Bermuda, Pustaka Hidayah.
* Youtube.com.

0 comments:

Post a Comment